Minggu, 17 April 2016

Strategi Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Anggota

Oleh Drs.Zainal Razak YB8BP (Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan ORARI Daerah Sulawesi Selatan)



PENDAHULUAN.
Anggota ORARI sebagai sumber daya dapat diartikan sebagai seluruh insan Amatir Radio yang memiliki IAR dan KTA mulai dari tingkat siaga sampai dengan tingkat penegak. Sedangkan amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobi dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini sudah ada sejak tehnik transmisi radio ditemukan dan karena kegiatan ini menggunakan disamping peralatan juga media spektrum gelombang elektro magnetik yang menyangkut kepentingan kehidupan manusia dalam alam semesta ini maka, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi secara global baik oleh Badan - badan telekomunikasi international ITU & IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara.

Para amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara tertib dan benar menurut kaidah hidup manusia dan peraturan yang berlaku secara internasional dan nasional oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya amatir radio setiap saat berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO.

Disisi lain disadari bahwa Kegiatan Amatir Radio berkaitan erat dengan perkembangan Teknologi Telekomunikasi. Kegiatan Komunikasi Radio adalah suatu kegiatan yang menggunakan peralatan elektronika radio yang mampu menimbulkan permasalahan bahkan bencana, oleh karenanya diperlukan panduan-panduan tentang kegiatan Amatir Radio. Panduan dimaksud tentunya bermuara pada salah satu peran ORARI sebagai wadah latih diri dan meningkatkan keterampilan dalam penggunaan peralatan yang dibuat sendiri, mampu mengawasi penggunaan frekuensi atau dukungan komunikasi dalam menghadapi situasi darurat serta untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama anggota Amatir Radio, dan menggugah calon anggota Amatir Radio untuk dapat segera menjadi anggota Amatir Radio melalui proses sebagaimana yang telah ditentukan. Peran ini secara strategis merupakan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas anggota ORARI.

PERMASALAHAN.
Kondisi kekinian secara obyetif patut diakui bahwa kualitas anggota masih belum memenuhi harapan. Demikian pula halnya pada skala nasional, secara kuantitatif terkesan stagnan jika tidak dapat dikatakan menurun. Fakta yang ada menyatakan bahwa sesuai AD ART standar jumlah anggota dalam satu lokal sebanyak 50 orang sudah tidak sesuai lagi.

Dari berbagai pertemuan baik pada skala nasional maupun daerah diindikasikan bahwa kualitas anggota amatir radio yang masih belum memenuhi harapan karena masih kurangnya buku-buku panduan yang memuat teknologi mutakhir terutama yang berkaitan dengan kegiatan Amatir Radio, sangat minimnya dana dan sarana Organisasi untuk menyediakan Workshop dan publikasi hasil temuan Amatir Radio, belum ada penyempurnaan Peraturan dan Panduan yang telah dikeluarkan ORARI Pusat, sehingga menimbulkan keraguan dan kesalahkaprahan anggota dalam melakukan kegiatan. Selain itu belum adanya Standard Pelaksanaan tentang beberapa kegiatan, sehingga sering menimbulkan permasalahan dalam pelaksanakannya bersamaan dengan itu, kemajuan bahkan lompatan perkembangan teknologi telekomunikasi berakibat pada posisi kepentingan tidak lagi menjadi daya tarik yang kuat kegiatan ORARI bagi masyarakat sebagaimana beberapa puluh tahun lalu.

Masyarakat khususnya generasi muda telah tersihir dengan prodak teknologi tinggi telekomunikasi, HP dengan berbagai type plus gadget serta vitur terkini dengan internet kecepatan tinggi lebih menarik perhatian mereka dari pada HT dan RIG. Budaya menggunakan sesuatu secara instan makin menjauhkan minat generasi muda dari kegiatan amatir radio yang bersifat expriment.

PEMBAHASAN.
Hasil Rapat Kerja Daerah ORARI Daerah Sulawesi Selatan di Sidrap pada tanggal 8 desember 2012 telah menawarkan berbagai program yang dapat dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kualitas dan kuantitas anggota. Pada intinya Rakerda 2012 secara kualitatif mendorong ORARI Lokal untuk menyelangggarakan kegiatan-kegiatan latih diri.

Dalam kesempatan diskusi ini kita coba sajikan beberapa point hasil rakerda yang cukup relevan dengan topik bahasan ini antara lain;
  • Melakukan sosialisasi, pembinaan dan asistensi di tingkat daerah sampai dengan tingkat lokal.
  • Penerbitan buku-buku panduan amatir radio dan lain-lain referensi.
  • Pelaksanaan optimalisasi unit kegiatan dan kelompok minat.
  • Intensifkan kerja sama antar organisasi sesuai MOU (pramuka, PMI dan Tagana).
  • Upaya kerja sama dengan pemerintah daerah cq dinas pendidikan guna menjadikan pengenalan kegiatan amatir radio sebagai kegiatan extra kurikuler.
Kelima point tersebut diatas dapat menjadi jawaban terhadap strategi peningkatan kualitas dan kuantitas anggota bila dilaksanakan secara sunggguh sungguh, sinergis antar jenjang organisasi serta bermitra dengan pemerintah daerah. Sosialisasi regulasi maupun pedoman organisasi perlu dilakukan secara intensif baik ditingkat daerah maupun lokal. Bahkan diharapkan respon dari anggota dalam bentuk masukan yang dapat dijadikan usulan ORARI kepada pemerintah guna melakukan perubahan regulasi.

Disadari bahwa selama ini perubahan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah nyaris tanpa partisipasi yang signifikan dari ORARI. Wajar jika kemudian perubahan tersebut jauh kebutuhan organisasi.

Secara kongkrit, Sosialisasi, pembinaan dan asistensi dapat dilaksanakan dalam satu paket kegiatan baik oleh daerah maupun lokal. Penerbitan buku-buku panduan amatir radio dan lain-lain referensi merupakan suatu kebutuhan dalam upaya peningkatan kualitas anggota. Buku panduan terbitan ORARI Pusat relatif masih sangat terbatas untuk itu orda bahkan lokal diharapkan berinisiatif menyusun dan menerbitkan buku buku dimaksud.

Masih dalam konteks peningkatan kualitas, salah satu alternatif adalah optimalisasi unit kegiatan dan kelompok minat. Secara kongkrit, unit kegiatan dan kelompok minat biasanya kita kenal sebagai adalah club station dengan berbagai kegiatan amatir radio yang diminati yang sesuai dengan aturan organisasi (keputusan Ketua umum ORPUS NOMOR : KEP-102/OP/KU/90). Pasal 3, Clubstation diadakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan latih diri, pengembangan dalam bidang teknik radio, penyelidikan dan percobaan teknik radio serta berkomunikasi dalam upaya membentuk amatir radio yang terampil dan memiliki pengetahuan yang luas.

Kerja sama antar organisasi sesuai MOU (pramuka, PMI dan Tagana). ORARI Daerah Sulawesi Selatan menggagas kerjasama dengan organisasi pertolongan lainnya untuk pelatihan dan penanggulangan bencana baik sebelum, sedang maupun saat bencana berlangsung. Penandatanganan MOU (Memorandum Of Understanding) berlangsung tanggal 1 September 2012 di Baruga Sangiaseri Jalan Sungai Tangka Makassar. Dengan kerjasama yang terjalin diharapkan kualitas keterampilan anggota dibidang emergency service dapat semakin ditingkatkan.

Dalam konteks peningkatan kuantitatif anggota, pengenalan kegiatan amatir radio sebagai kegiatan extra kurikuler bertujuan menumbuhkan minat siswa terhadap dunia telekomunikasi. Rasa ingin tahu siswa akan dijawab secara praktis dengan paket pengenalan kegiatan amatir radio yang dikemas secara praktis. Ini merupakan langkah panetrasi ORARI terhadap dunia pendidikan (tingkat SMTA) yang diharapkan dapat menjadi basis calon anggota amatir radio kedepan. Pelaksanaan program ini diperlukan dukungan berbagai pihak terkait (Pemda) secara sinergis.

KESIMPULAN DAN SARAN.
Kualitas sumber daya Anggota ORARI merupakan komponen penting dalam perkembangan organisasi dan memberi peran penting sebagai cadangan komunikasi nasional. Jumlah (kuantitatif) anggota yang besar, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban (kontra produktif).

Pengembangan sumber daya Anggota ORARI dapat diartikan sebagai usaha mempersiapkan anggota baik sebagai individu maupun sebagai anggota ORARI dengan segala tingkat keterampilannya agar ia dapat berperan aktif sesuai dengan aturan organisasi.

Dalam proses pembangunan, Anggota ORARI merupakan sumber daya yang berperan sebagai unsur pendukung utama disamping sumber daya alam (frekuensi radio) dan teknologi, oleh karena itu hendaknya kualitas sumber daya anggota perlu di tingkatkan sehingga dapat mengelola potensi-potensi yang disediakan oleh alam (frekuensi radio).

Demikian Materi ini disampaikan untuk dapat didiskusikan dalam Rapat ini, semoga menghasilkan rumusan yang dapat bermanfaat bagi Anggota Amatir Radio dan Organisasi.

*makalah ini disajikan dalam sesi diskusi pada Rakordinasi 24 Mei 2015 di Hotel Banua Makassar